Bangkalan Mabuk! Bupati Sibuk Semedi Dan Tidur, Ini Belasan Kegagalan Fatal Bupati Bangkalan Lukman yang Melumpuhkan Kota Dzikir dan Shalawat!
Sibuk Semedi Dan Tidur, Ini Belasan Kegagalan Fatal Bupati Bangkalan Lukman yang Melumpuhkan Kota Dzikir dan Shalawat!
BANGKALAN – cita masyarakat Bangkalan untuk melihat perubahan signifikan di bawah kepemimpinan Bupati Lukman Hakim kini menyisakan puing-puing kekecewaan. Alih-alih membawa kemajuan yang dijanjikan saat kampanye, kepemimpinannya justru dinilai sebagai era stagnasi, di mana masalah klasik tak kunjung usai dan tata kelola pemerintahan dianggap carut-marut.
Berikut adalah 20 poin kegagalan krusial yang menjadi rapor merah bagi perjalanan kepemimpinan Lukman di Bangkalan:
Sektor Tata Kelola & Integritas
Kegagalan Reformasi Birokrasi: Penempatan pejabat yang dianggap tidak kompeten dan hanya berdasarkan kedekatan politik.
Lemahnya Transparansi Anggaran: Masyarakat sulit mengakses rincian penggunaan APBD yang seharusnya pro-rakyat.
Kasus Korupsi yang Menghantui: Gagal menciptakan lingkungan pemerintahan yang bersih dari praktik suap dan pungli.
Buruknya Pelayanan Publik: Birokrasi yang berbelit-belit di tingkat desa hingga kabupaten belum mampu dipangkas.
Sektor Ekonomi & Kesejahteraan
Angka Kemiskinan yang Masih Tinggi: Bangkalan tetap terjebak dalam daftar kabupaten termiskin di Jawa Timur.
Kegagalan Menggaet Investor: Potensi Jembatan Suramadu tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk industri.
Matinya UMKM Lokal: Kurangnya pendampingan dan akses modal bagi pengusaha kecil di desa-desa.
Tingginya Angka Pengangguran: Tidak adanya terobosan lapangan kerja baru bagi lulusan muda Bangkalan.
Sektor Infrastruktur & Lingkungan
Jalanan Rusak Bak Kubangan: Banyak akses jalan penghubung kecamatan yang terbengkalai dan membahayakan warga.
Krisis Pengelolaan Sampah: Bangkalan darurat sampah; sistem drainase dan TPA yang tidak terurus dengan baik.
Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) Mati: Banyak titik gelap di jalan protokol yang memicu kerawanan kriminalitas.
Gagalnya Penataan Kota: Wajah Kota Bangkalan dianggap kumuh dan tidak memiliki estetika sebagai gerbang Madura.
Sektor Sosial, Pendidikan & Kesehatan
Stunting yang Tak Kunjung Turun: Program kesehatan ibu dan anak dianggap hanya formalitas di atas kertas.
Kualitas Pendidikan Rendah: Fasilitas sekolah di pelosok banyak yang rusak tanpa adanya renovasi serius.
Pelayanan RSUD yang Dikeluhkan: Seringnya terjadi komplain masyarakat terkait keramahan dan kecepatan penanganan medis.
Kesenjangan Pembangunan: Pembangunan hanya berpusat di area tertentu, sementara wilayah pelosok terabaikan.
Sektor Ketertiban & Komitmen Politik
Maraknya Kriminalitas dan Begal: Kegagalan dalam menjamin rasa aman bagi warga di jalanan.
Ingkar Janji Kampanye: Banyak poin dalam visi-misi "Bangkalan Sejahtera" yang hanya menjadi jargon politik belaka.
Ketidakmampuan Mengelola Potensi Wisata: Objek wisata religi dan alam di Bangkalan jalan di tempat tanpa inovasi.
Penutup: Bangkalan Butuh Nakhoda Baru? Rapor merah ini bukan sekadar kritik, melainkan jeritan hati masyarakat yang merindukan kemajuan. Jika dalam sisa waktu yang ada tidak ada perubahan radikal, maka sejarah akan mencatat era Lukman sebagai periode kehilangan momentum bagi masa depan Bangkalan.
"Pemimpin yang gagal bukan hanya mereka yang tidak bekerja, tetapi mereka yang bekerja tanpa hasil nyata bagi rakyatnya."ujar Cahayani, Salah satu Warga


Posting Komentar