Helper Qasim, Krisis Narasi Dari Ulama Dan Kebutuhan Pengetahuan Masyarakat Bertanya Situasi Kontemporer Berbagai Hal
Surabaya - Amas Persada News - Seorang Helper Muhammad Qasim nampak memesan STMJ pada penjual STMJ yang ngepos depan sebuah Pondok Pesantren. Celetukan pertanyaan muncul dari sang penjual. "Cuaca hari ini tak menentu mas, Panas tapi ada hujan, musim juga tak pasti kapan hujan kapan kemarau"ujarnya
Lalu dijawab bahwa ada Pesan Mimpi Allah dan Rasulullah pada Sayyid Qasim dimana Dajjal mempermainkan cuaca diatas rumah orang-orang Muslim. Si penanya pun langsung mengiyakan karena situasi ini sejalan dengan akhir zaman. Obrolan pun berlanjut termasuk kesepahaman dia akan bahaya pemajangan gambar bernyawa. "Di rumah saya boneka anak saya pun saya rusak-rusak mas"ujarnya
Pembicaraan mengalir ke seputar syirik modern dan sebagainya termasuk mengenalkan foto Muhammad Qasim. Dijawab oleh sang penjual STMJ sosok Qasim dia lihat di fotonya merupakan orang ganteng dan sederhana.
Keterangan Foto ; Sayyid Muhammad Qasim (Kanan)Krisis Narasi
Pembicaraan seputar ini utamanya Tauhid juga menjadi salah satu potret krisis narasi dikalangan Ulama yang biasanya jadi tempat bertanya. Peran ulama dimata masyarakat juga kian terkikis termasuk masyarakat dilingkungan pesantren. Dialog akhir zaman banyak ulama yang merasa pintar menyebutnya tabu tapi para Ulama sendiri gagal memberi contoh gerakan Islam mana yang berhasil menjawab berbagai krisis narasi di era hari ini termasuk apa yang terjadi pada alam mereka dan pada situasi keadaan mereka agar mereka keluar dari krisis.
Di internal helper Muhammad Qasim sudah banyak cerita kemudahan hidup kala mereka mengamalkan pesan Allah dan Rasulullah kala mereka meninggalkan syirik modern seperti pemajangan gambar gambar bernyawa dan patung meski tak disembah
Tanpa meninggalkan syirik modern maka umat seperti hidup di perahu bocor yang tak henti kemasukan air lebih banyak meski sudah banyak air yang mereka buang
Kisah FB Muhammad Akbar Ismail
Kisah dari FB salah satu helper Muhammad Qasim menarik untuk diikuti efek bagi hidupnya ketika meninggalkan berbagai bentuk syirik modern. Berikut kutipannya :
KETERANGAN FOTO : Muhammad Akbar Ismail bersama Artis Reza yang sesama Helper Sayyid Muhammad Qasim.
SUMBER FB Muhammad Akbar Ismail
Dari dulu kita sering mendengar bahwa akan ada masa dimana tidak ada lagi orang miskin yang mau menerima sedekah, karena pada masa itu sudah tidak ada lagi orang miskin, semuanya makmur dan kaya.
Pernahkah bertanya, apa sebab semua orang pada masa itu tidak ada orang miskin lagi?
Saya menemukan jawabannya bahkan membuktikan sendiri dari petunjuk yang disampaikan oleh Muhammad Qasim.
Saya yakin, siapapun yang benar sungguh-sungguh mengamalkan ini maka Allah tidak akan membiarkannya tetap kesusahan terutama dalam hal kebutuhan hidup.
Izinkan saya ceritakan kondisi saya yang lebih dari setahun terakhir hanya berada di rumah 24 jam karena kondisi fisik yang lemah. Namun Allah selalu memberikan saya kecukupan, bahkan lebih dari itu, saya tidak pernah kehabisan uang, selalu Allah datangkan peluang meski setiap hari hanya berada di rumah. Bahkan, saya tidak pernah menyuruh istri saya untuk menggantikan saya mencari nafkah.
Tidak ada amalan khusus yang saya kerjakan, saya hanya mengikuti petunjuk yang disampaikan Muhammad Qasim yaitu tidak membiarkan gambar makhluk bernyawa yang tidak saya perlukan terpajang atau terlihat pandangan mata.
Namun, jika memang sedang diperlukan tidak mengapa semisal mainan anak, KTP, uang dan lain sebagainya, yang terpenting setelah selesai segera di simpan ditempat yang tertutup.
Mungkin, hal itulah yang menjadi sebab malaikat Rahmat singgah di dalam rumah, sehingga segala yang saya butuhkan selalu Allah penuhi.
Dari situlah saya meyakini, bahwa pada masa dimana tidak ada lagi ditemui orang miskin, disebabkan oleh kesadaran setiap muslim untuk menyingkirkan/menyembunyikan gambar makhluk bernyawa yang tidak diperlukan, sehingga setiap muslim selalu mendapatkan pertolongan Allah berupa dipenuhinya segala yang mereka butuhkan.
Jadi dimasa depan, menghindari gambar dan patung mahluk bernyawa bukan lagi dianggap sebuah kewajiban lagi melainkan menjadi kebutuhan setiap muslim.
Posting Komentar