Wawancara Menakjubkan Gus Teguh, Cahaya di Balik Awan Hitam: Menjemput Janji "Al-Insyirah" di Tanah Sumatera
Wawancara Gus Teguh, Cahaya di Balik Awan Hitam: Menjemput Janji "Al-Insyirah" di Tanah Sumatera
Bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara menyisakan duka yang mendalam. Namun, di tengah puing dan air mata, sejarah mencatat sebuah pola abadi: setelah kesulitan, selalu ada kemudahan. Fenomena penemuan emas di Desa Geunie, Aceh, pasca-bencana hanyalah satu dari sekian banyak tanda bahwa bumi tidak hanya menyimpan ujian, tapi juga keberkahan yang tersembunyi.
Untuk membedah filosofi bangkit dari keterpurukan ini, kami berkesempatan mewawancarai Gus Teguh Anantawikrama, seorang Tokoh Bangsa, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, sekaligus Ketua Dewan Syuro NU Indonesia (Nahdlatul Ummah Indonesia).
Wawancara Eksklusif: Gus Teguh Anantawikrama
Tanya (T): Gus, masyarakat kita di Aceh, Sumbar, dan Sumut baru saja melewati ujian berat. Bagaimana Gus melihat kaitan antara bencana ini dengan janji Allah dalam Surat Al-Insyirah?
Gus Teguh (GT): "Bismillah. Jika kita membaca Surah Al-Insyirah, Allah mengulang kalimat 'Inna ma'al 'usri yusra' dua kali. Ini bukan sekadar pengulangan, tapi penegasan bahwa kemudahan itu tidak datang setelah kesulitan selesai, melainkan menyertai kesulitan tersebut.
Bencana adalah cara alam melakukan 'reset'. Di balik kehancuran, ada ruang baru untuk membangun yang lebih baik. Bagi relawan dan rakyat di Aceh, Sumbar, dan Sumut, jangan melihat puing sebagai akhir. Lihatlah itu sebagai lahan kosong tempat Allah akan menanamkan kemuliaan baru. Penemuan emas di Aceh pasca-bencana itu simbolis; itu pesan dari langit bahwa di bawah kaki yang letih melangkah di atas lumpur, ada harta yang sedang disiapkan."
T: Terkait penemuan emas di desa-desa Aceh setelah bencana, apakah ini hanya kebetulan geologis atau ada makna moral di dalamnya?
GT: "Secara sains, pergeseran tanah memang bisa menyingkap urat emas. Tapi secara spiritual, ini adalah 'Ibrah'. Allah ingin menunjukkan bahwa Dia tidak pernah mengambil sesuatu kecuali menggantinya dengan yang lebih baik jika kita sabar.
Emas itu bukan hanya logam mulia, tapi simbol resiliensi. Rakyat Aceh dan Sumatera sudah teruji sejarah. Mereka punya DNA pejuang. Penemuan emas ini harus dimaknai sebagai pengobar semangat (moril) bahwa ekonomi kita akan pulih, bahwa tanah kita diberkati, dan kita tidak boleh menyerah pada keadaan."
T: Sebagai WKU KADIN, bagaimana Gus melihat langkah konkret untuk memulihkan ekonomi rakyat pasca-bencana di wilayah-wilayah ini?
GT: "Kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan sosial (bansos). KADIN mendorong adanya program Rehabilitasi Ekonomi Berbasis Potensi Lokal. Jika di Aceh ada emas atau kopi, di Sumbar ada pariwisata dan UMKM, dan di Sumut ada perkebunan, maka kita harus perkuat rantai pasoknya.
Bencana seringkali menghancurkan infrastruktur, tapi ia tidak boleh menghancurkan semangat kewirausahaan. Saya mengajak para pengusaha dan pemerintah untuk melihat Sumatera sebagai 'Sabuk Emas' yang harus kita dukung penuh investasinya pasca-bencana. Kemudahan (Yusra) itu hadir lewat kolaborasi kita semua."
T: Apa pesan khusus Gus untuk para relawan yang saat ini masih berjibaku di lapangan?
GT: "Untuk para relawan, kalian adalah tangan-tangan Tuhan yang terlihat. Dalam perspektif Nahdlatul Ummah, khidmah (pengabdian) kepada kemanusiaan adalah puncak dari ibadah. Lelah kalian adalah penggugur dosa. Ingatlah, saat kalian memudahkan urusan orang yang tertimpa bencana, Allah sedang menyiapkan kemudahan untuk urusan kalian sendiri. Tetaplah tegak, karena senyum anak-anak di pengungsian adalah 'emas' yang sesungguhnya."
Pelajaran dari Tanah Sumatera: Mengubah Musibah Menjadi Hikmah
Kisah penemuan emas di Aceh dan semangat gotong royong di Sumbar serta Sumut adalah bukti nyata dari teori Post-Traumatic Growth (Pertumbuhan Pasca-Trauma). Secara kolektif, bangsa ini belajar bahwa:
Solidaritas adalah Kekuatan: Bencana meruntuhkan sekat ego dan menyatukan kita dalam kemanusiaan.
Alam Memberi Kompensasi: Seperti emas yang muncul pasca-longsor, peluang ekonomi baru seringkali terbuka pasca-krisis jika kita jeli.
Spiritualitas sebagai Fondasi: Keyakinan pada ayat Fainna ma'al 'usri yusra adalah bahan bakar yang tak terbatas untuk terus melangkah.
Kesimpulan: Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara tidak sedang runtuh. Mereka sedang bersiap untuk melompat lebih tinggi. Penemuan emas dan bantuan yang mengalir adalah tanda-tanda kecil dari kemudahan besar yang sedang Allah siapkan di masa depan.


Posting Komentar