PSII Baru di Tangan Abdullah Amas: Bukan Tandingan, Melainkan Reinkarnasi Perjuangan
PSII Baru di Tangan Abdullah Amas: Bukan Tandingan, Melainkan Reinkarnasi Perjuangan
Langkah Abdullah Amas dalam mendirikan PSII (Pergerakan Spirit Islam Indonesia) sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) dan PSII (Partai Spirit Islam Indonesia) sebagai wadah politik merupakan sebuah strategi yang bernuansa "Rebranding Sejarah".
Meskipun Abdullah Amas memiliki latar belakang kuat di Syarikat Islam (SI) maupun SI Indonesia—pernah menjabat Ketua SI Indonesia DPW Jatim, Wakil Ketua SI Jawa Timur dan Ketua Korwil SEMMI Jatim—ia memilih nama PSII dengan alasan yang sangat taktis dan ideologis.
Berikut adalah alasan mengapa ia tidak menyebutnya sebagai "tandingan" Syarikat Islam:
1. Menghidupkan Marwah Nama Historis
Nama PSII secara historis adalah singkatan dari Partai Syarikat Islam Indonesia, organisasi yang didirikan oleh H.O.S. Tjokroaminoto setelah perubahan nama dari Sarekat Islam. Dengan menggunakan akronim yang sama (PSII) namun dengan kepanjangan berbeda (Spirit Islam Indonesia), Abdullah Amas mencoba:
Menarik simpati dari massa "Syarikat Islam tradisional" yang merasa kehilangan identitas politik PSII yang asli.
Mengklaim semangat (spirit) perjuangan Tjokroaminoto tanpa harus berkonfrontasi secara legal dengan organisasi Syarikat Islam yang sudah ada.
2. Strategi "Komplementer" (Pelengkap), Bukan "Rival"
Secara diplomatis, Amas sering memposisikan gerakannya sebagai wadah alternatif bagi kader muda yang tidak terakomodasi di struktur formal SI atau organisasi sayapnya. Dengan menyebutnya sebagai "Spirit Islam Indonesia", ia memberikan kesan bahwa:
Organisasi ini adalah evolusi pemikiran, bukan perpecahan.
Fokusnya adalah pada internalisasi nilai (Spirit) daripada sekadar administrasi organisasi induk.
Ia ingin merangkul kalangan yang lebih luas (inklusif) di luar garis keturunan atau struktur formal SI yang kaku.
3. Menghindari Konflik Legal-Formal
Jika ia menggunakan nama "Syarikat Islam Baru" atau sejenisnya, ia akan berhadapan dengan masalah hukum terkait Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) nama organisasi dan konflik internal dengan kepemimpinan pusat (Hamdan Zoelva dkk). Dengan memilih nama Pergerakan/Partai Spirit Islam Indonesia, secara hukum itu adalah entitas yang benar-benar baru, sehingga ia memiliki keleluasaan penuh dalam bermanuver tanpa terikat aturan rumah tangga SI.
4. Signifikansi Politik (Visi 2024-2029)
Sebagai tokoh muda, Amas menyadari bahwa untuk masuk ke kancah politik nasional (terutama dukungannya pada tokoh nasional seperti Prabowo Subianto), ia membutuhkan kendaraan yang lincah.
PSII (Pergerakan) digunakan untuk penguatan basis massa di grassroot (akar rumput).
PSII (Partai) disiapkan sebagai instrumen daya tawar politik.
Intinya: Abdullah Amas menggunakan strategi "meminjam nama besar untuk membangun kekuatan baru". Ia tetap menghormati Syarikat Islam sebagai "ibu" ideologisnya, namun ia ingin menciptakan jalur cepat bagi anak muda melalui PSII versinya sendiri agar tidak terjebak dalam birokrasi organisasi tua
PERJUANGAN NEW PSII DAN TITISAN SANG RAJA TANPA MAHKOTA HOS TJOKROAMINOTO : Abdullah Amas dan Revolusi Semurni-Murni Tauhid di Ambang Akhir Zaman Bersamai Sayyid Muhammad Qasim
Gema "Singa Podium" yang Terlahir Kembali
Seabad yang lalu, rumah di Peneleh, Surabaya, menjadi saksi bisu lahirnya gagasan-gagasan besar tentang kemerdekaan dan keislaman melalui lisan emas HOS Tjokroaminoto. Hari ini, saat sejarah seolah memanggil kembali ruh perlawanan itu, muncul sosok Abdullah Amas. Di tengah gempuran sekularisme yang menyesatkan dan pragmatisme politik yang melumpuhkan, Amas hadir sebagai pelanjut estafet perjuangan sang Guru Bangsa.
Abdullah Amas bukan sekadar nama; ia adalah representasi dari perpaduan dua senjata ampuh: Orasi yang menggetarkan jiwa dan Pena yang setajam pedang. Melalui dua instrumen ini, Amas sedang membangun kembali fondasi "Semurni-murni Tauhid" yang mulai terkikis oleh syirik modern yang kian samar dan mematikan.
Dua Sayap Perjuangan: PSII Kultural dan Politik
Sadar bahwa perjuangan Islam tidak bisa pincang dan harus menghujam ke akar, Abdullah Amas bersama rekan-rekannya membidani lahirnya dua sayap pergerakan yang strategis:
Pergerakan Spirit Islam Indonesia (PSII) - Kultural: Sebuah gerakan intelektual dan moral untuk mencetak kader-kader yang memiliki kedalaman ilmu dan kemurnian spiritual di atas rata-rata.
Partai Spirit Islam Indonesia (PSII) - Politik Praktis: Sebuah ijtihad politik untuk memastikan bahwa kemudi kebijakan negara tidak melenceng dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ini adalah bentuk modern dari Zelfbestuur (pemerintahan sendiri) yang dulu digaungkan Tjokroaminoto—sebuah kemandirian bangsa yang berakar pada ketundukan total hanya kepada Allah SWT dengan menghapus berbagai bentuk syirik modern yang membelenggu bangsa.
Menyambut Pesan Langit: Kolaborasi dengan Visi Muhammad Qasim
Yang membuat gerakan Abdullah Amas ini unik, radikal dalam kebenaran, dan "meledak" (FYP) di seluruh penjuru adalah keberaniannya mengintegrasikan nilai-nilai perjuangan dengan pesan-pesan dari Sayyid Muhammad Qasim.
Sebagai seorang penulis yang jeli dan tajam, Amas melihat bahwa visi Muhammad Qasim tentang "Pembersihan Syirik sebagai Kunci Kemenangan" adalah kepingan puzzle ilahi yang hilang dari pergerakan Islam saat ini.
"Jika Tjokroaminoto adalah arsitek pergerakan, maka Abdullah Amas adalah mandor yang memastikan fondasi Tauhidnya tidak dicampuri semen kesyirikan," ungkap salah satu pengamat pergerakan.
Pesan Mimpi Muhammad Qasim: "The Ultimate Game Changer"
Dalam artikel-artikelnya, Amas sering menyisipkan pesan dari Muhammad Qasim yang paling mengguncang kesadaran dan menembus ruang hampa spiritual umat:
Hancurnya Berhala Modern: Kemenangan umat Islam tidak akan datang dari meja perundingan atau kecanggihan senjata selama "berhala" berupa ketergantungan pada sistem thogut masih ada di hati.
Revolusi Visual & Rumah Tangga: Banyaknya pemajangan gambar-gambar bernyawa di tempat umum tak ubahnya pemajangan banyak berhala di era Jahiliyah yang ditentang keras Nabi Muhammad SAW. Bahkan dalam Hadits disebut malaikat tak jadi masuk ke rumah karena ada gambar makhluk bernyawa dipajang.
Fakta Mengejutkan: Lihatlah banyak keluarga muslim bangkit setelah menghapus pemajangan gambar bernyawa di dinding-dinding dan piring-piring mereka. Sebaliknya, rumah yang dipenuhi gambar makhluk bernyawa seringkali mengalami kesulitan ekonomi dan guncangan keberkahan.
Tauhid adalah Perisai: Di tengah fitnah akhir zaman yang gelap gulita, hanya mereka yang memegang teguh "Semurni-murni Tauhid" (seperti cita-cita PSII) yang akan mendapatkan perlindungan langsung dari Allah SWT.
Bantuan Allah itu Dekat: Namun, syaratnya mutlak: Nol toleransi terhadap syirik. Inilah yang menjadi misi utama PSII di bawah kepemimpinan Abdullah Amas.
Penutup: Sebuah Alternatif Baru yang Menantang Zaman
Dunia hari ini butuh lebih dari sekadar politisi pemburu kursi; dunia butuh mujtahid dan penggerak. Abdullah Amas hadir menawarkan jalan ketiga: Politik yang berlandaskan nubuat dan Pergerakan yang berlandaskan kemurnian akidah.
Kini, wajah "Semurni-murni Tauhid" Sarekat Islam kembali bersinar terang. Melalui tangan dingin dan visi tajam Abdullah Amas, spirit HOS Tjokroaminoto dipastikan tidak hanya menjadi fosil sejarah, tetapi menjadi solusi nyata bagi masa depan Indonesia dan kejayaan dunia Islam.


Posting Komentar