Sejarah HMI ,PII dan PMII Oleh GPI Dari Masa Ke Masa. ____ Adalah Satu Kesatuan Sebelum Masing-masing Berdiri
Polemik Candaan Cak Imin yang Keliru.
Sejarah HMI ,PII dan PMII Oleh GPI Dari Masa Ke Masa. ____ Adalah Satu Kesatuan Sebelum Masing-masing Berdiri.
HMI itu Tumbuh Dari Bawah Sehingga Melahirkan
Mahbub Djunaidi Yang Matang Dalam Proses Aktivis Dan Intelektualnya Sebelum Menjadi Ketum PB PMII.
Gerakan Pemuda IsIam Adalah Organisasi Pemuda IsIam Indonesia Yang Menghimpun Seluruh Pemuda Baik Dari Kalangan Muhammadiyah dan NU.Pada 2 Oktober 1945 di Jakarta, dengan tujuan awal membangkitkan semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan serta cita-cita NKRI dan Masyumi Adalah Kendaraan Politik di Parlemen.
Untuk Menyempurnakan Kaderisasi Maka GPI Membentuk HMI dan PII. Pada tanggal 5 Februari 1947 di Kampus STI yang sekarang telah berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII), muncul sosok pemuda militan yang bernama Lafran Pane, beliau adalah seorang mahasiswa semester I dan Kader GPI yang telah berkonsultasi dan mendapat banyak dukungan oleh beberapa unsur termasuk GPI serta dari berbagai senior termasuk Abdul Kahar Muzakir.
Akhirnya Lafran Pane memberanikan diri untuk mengadakan rapat dengan cara membajak salah satu kegiatan perkuliahan untuk membentuk sebuah Organisasi Mahasiswa Islam yang bernama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Berikutnya, tidak sampai satu bulan kemudian, pada tanggal 25 Februari 1947 di sela-sela rapat Pleno GPI muncul pendapat dan pembahasan tentang Pelajar GPI
Inti dari pembahasan tersebut adalah, Pelajar GPI tidak akan dapat berkembang dan berjalan dengan maksimal dalam menyelesaikan problematika dunia pelajar Islam di Indonesia yang semakin kompleks. Apabila masih tergabung dalam GPI.
Sehingga harus menjadi sebuah organisasi tersendiri. Maka dibentuklah organisasi yang dapat menjadi tempat bernaung seluruh Pelajar Islam di Indonesia oleh Anton Timur Djaelani dengan nama Pelajar Islam Indonesia (PII).
Mahbub Junaidi pernah menjadi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dan Juga Kader GPI dan Perna Memimpin Ketum PB HMI. Sehingga, melalui pengalamannya dalam memanajemen organisasi itu di HMI diharapkan Mahbub dapat membawa PMII menjadi organisasi mahasiswa yang berkembang secara massif. Pertanyaan selanjutnya, bukankah tindakan ini merupakan bentuk penghianatan terhadap organisasi? Jawabannya TIDAK. Pada saat itu organisasi islam Mahasiswa yang ada hanyalah HMI, sehingga wajar apabila mahasiswa islam apapun baik NU, Muhammaddiyah, dan lainnya berproses di HMI. Kyai Moenshif membahasakannya sebagai kos-kosan, “Mahbub itu ya nge-kos di HMI karena rumahnya belum jadi, rumahnya sudah jadi ya pulang”.
NU Keluar dari Masyumi ,Akan tetapi, pada tahun 1952, NU sebagai salah satu anggota istimewa Masyumi memilih keluar. Meski tanpa NU, kiprah Masyumi jalan terus. Kepergian NU membuat Muhammadiyah tampil menjadi kekuatan utama dan bahkan menjadi tulang punggung Masyumi.
Akan tetapi kehadiran partai Masyumi tidak berlangsung lama. Pada tahun 1959 pemerintahan Soekarno membubarkan partai Masyumi karena beberapa tokohnya dianggap terlibat dalam gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada 1958.
Akibat dari krisis politik tahun itu kemudian membuat Muhammadiyah memilih bersikap netral dalam politik Indonesia. Meski demikian, di antara sayap-sayap utama pendiri Masyumi, Muhammadiyah termasuk yang paling setia menyertainya sampai partai ini diperintahkan bubar oleh rezim Soekarno.
Dengan alasan-alasan Keterlibatan Masyumi dalam PRRI maka bungkarno membubarkan Masyumi dan seluruh Organisasi Dibawanya.Sehingga alsan kuat NU keluar dan membentuk organisasi pemudanya.
Dalam pendirian PMII ialah untuk menjawab segala persoalan pelik yang menimpa tanah air kala itu. Dimana pada detik-detik akhir orde lama, Indonesia dipenuhi dengan pemberontakan dan berbagai gejolak politik lainnya. Adanya issue tentang Negara Islam yang bertebaran-pun menambah keruh keadaan. Berangkat dari kondisi politik yang tidak karuan itu, mahasiswa Nahdliyin bertekad untuk memberikan sumbangsih dalam misi Persatuan Nasional.
Sehingga, pada Konferensi Besar IPNU tanggal 14-17 Maret 1960 di Kaliurang Yogyakarta, menghasilkan kesepakatan untuk berdirinya organisasi kemahasiswaan Nahdliyin. Sebagai tindaklanjutnya, dibentuklah panitia sponsor berdirinya organisasi mahasiswa nahdliyin yang berjumlah 14 orang mahasiswa Nahdliyin dari berbagai daerah. Selanjutnya, ke-empat belas mahasiswa tersebut mengadakan pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 14-16 April 1960 di Gedung Madrasah Muallimin Nahdlotul Ulama (Gedung Yayasan Khodijah) Wonokromo Surabaya.
Sehingga Embrio Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tidak jauh dari hasrat/keinginan yang kuat mahasiswa-mahasiswa Nahdliyin untuk membentuk suatu organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah wal Jama’ah (aswaja) secara Nasional. Dimana ketika waktu itu terdapat berbagai macam organisasi mahasiswa Nahdliyin namun masih bersifat lokal seperti Ikatan Mahasiswa Nahdlotul Ulama (IMANU) di Jakarta, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama di Surakarta, Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU) di Bandung serta Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama (IPNU) yang terwadahi pada department Perguruan Tinggi.
Sumber
1.KH. Moenshif Nachrawi
Ulama Masyumi Dan Juga Tokoh NU.
2.Sejarah GPI Dari Masa Ke Masa
3.Markas Menteng Raya 45.
4.Kisah Partai Masyumi, Pengalaman Penting bagi Muhammadiyah dan NU
#PersatuanKaderUmat.
Posting Komentar