Sandiwara Berpakaian Seolah Muslim Dan Gunakan Surban Setelah Ditahan KPK, Amas Sebut Noel Sebagai Kadal Yang Nantang Kemarahan Rakyat
Keterangan Foto : Abdullah Amas dan Noel/Immanuel Ebenezer. Sandiwara Berpakaian Muslim Dan Bersurban Setelah Ditahan KPK, Amas Sebut Noel Sebagai Kadal Biadab
Jakarta - Amas Persada News -Immanuel Ebenezer berpakaian surban dan peci pasca ditahan KPK menuai kecaman dari Mantan Wasekjen PB HMI Abdullah Amas. Ketua Umum PSII (Pergerakan Spirit Islam Indonesia) ini menilai Noel lakukan hal yang tak wajar. "Ngapain pula malah ubah penampilan, orang itu yang penting kalaupun mau berubah ya hatinya, dia memang Kadal Biadab yang nantang kemarahan Rakyat, harus dihukum lebih keras"ujar Amas
Pernyataan Abdullah Amas tersebut menyoroti fenomena yang sering disebut masyarakat sebagai "religiusitas mendadak" saat seseorang terjerat kasus hukum. Amas, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum PSII, memberikan kritik tajam terhadap perubahan penampilan Immanuel Ebenezer (Noel) yang dianggap tidak substansial.
Berikut adalah beberapa poin utama dari kritik tersebut:
Inti Kritik Abdullah Amas
Ketidakwajaran Penampilan: Amas menilai penggunaan atribut keagamaan (surban dan peci) segera setelah ditahan KPK adalah tindakan yang tidak wajar dan terkesan sebagai "sandiwara".
Substansi vs Simbol: Ia menekankan bahwa perubahan yang sesungguhnya seharusnya terjadi pada hati dan perilaku, bukan sekadar mengubah penampilan luar untuk membangun citra tertentu.
Diksi yang Keras: Penggunaan kata "biadab" menunjukkan kemarahan atau kekecewaan yang mendalam terhadap apa yang dianggap sebagai politisasi simbol agama dalam konteks hukum.
Fenomena Sosial: Atribut Agama di Pusaran Kasus Hukum
Kritik Amas ini sebenarnya mencerminkan kegelisahan yang lebih luas di masyarakat mengenai penggunaan simbol agama oleh para tersangka korupsi. Ada beberapa alasan mengapa hal ini sering menuai kecaman:
Stigmatisasi Agama: Penggunaan atribut suci oleh pelaku kejahatan dikhawatirkan dapat mencitrakan bahwa pelaku kejahatan identik dengan identitas agama tertentu terlebih Noel berpenampilan bukan sesuai agama yang dianut.
Strategi Pengalihan Isu: Sering dianggap sebagai upaya untuk menarik simpati publik atau kelompok agama tertentu agar fokus beralih dari substansi perkara korupsi ke arah sentimen identitas.
Etika Moral: Bagi tokoh organisasi Islam seperti Amas, tindakan ini dianggap merendahkan marwah pakaian yang seharusnya digunakan untuk ibadah dan kemuliaan akhlak.
Pernyataan ini menambah daftar panjang kritik terhadap etika para politisi atau figur publik saat berhadapan dengan lembaga antirasuah.


Posting Komentar