GEN-Z DAN BASIS ISLAM MODERNIS TERANCAM "NGAMBEK" KE PAN: Cerutu 75 Juta di Tangan Ketum PAN Zulhas Jadi Simbol Luka Rakyat dan Pengkhianatan Basis Intelek PAN
GEN-Z DAN BASIS ISLAM MODERNIS TERANCAM "NGAMBEK" KE PAN: Cerutu 75 Juta di Tangan Zulhas Jadi Simbol Luka Rakyat dan Pengkhianatan Basis Intelek PAN
JAKARTA – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), kembali terperosok dalam pusaran kontroversi yang mengancam eksistensi elektoral partainya. Sebuah video yang memperlihatkan dirinya asyik menikmati sate legendaris di Bireuen, Aceh, sambil menggenggam cerutu premium, kini viral dan memicu amarah publik.
Bukan sekadar asap, cerutu tersebut diduga kuat merupakan Cohiba 55 Aniversario Edición Limitada 2021, sebuah cerutu kelas sultan yang dibanderol dengan harga fantastis—mencapai puluhan juta rupiah per kotak atau sekitar Rp 7,9 juta per batang.
Gaya Hidup Mewah di Atas Penderitaan Korban Banjir
Ironi menyakitkan muncul karena momen "pesta asap" ini terjadi tepat setelah Zulhas mengunjungi wilayah terdampak banjir di Aceh. Di saat warga Aceh masih berjuang mendapatkan air bersih, listrik, dan makanan layak, sang Ketua Umum PAN justru mempertontonkan gaya hidup jetset yang dinilai sangat tidak sensitif.
Ini bukan soal hobi, ini soal hilangnya empati. Bagaimana mungkin seorang ketua umum Partai memegang cerutu seharga motor bekas di depan rakyat yang baru saja kehilangan harta benda akibat banjir
Ancaman Eksodus Basis Massa Terpelajar Dan Gen-Z
Direktur Masyarakat Pemerhati Etika Politisi (MAPELI), Abdullah Amas, memberikan peringatan keras. Menurutnya, blunder berulang yang dilakukan Zulhas bukan sekadar masalah citra, melainkan ancaman serius bagi kelangsungan PAN di Pemilu mendatang.
"Tingkah Zulkifli Hasan ini bakal menggembosi basis PAN dari kalangan Muslim terdidik, masyarakat perkotaan, dan kelompok anti-rokok. Mereka adalah pemilih rasional yang sangat menjunjung tinggi etika dan kesederhanaan," tegas Amas.
Lebih lanjut, Amas memprediksi adanya "Tsunami Politik" yang akan menghantam PAN, terutama dari kalangan Gen-Z dan pemilih urban yang kritis terhadap gaya hidup pejabat yang pamer kekayaan (flexing).
Identitas PAN dalam Pertaruhan
Selama ini, PAN dikenal sebagai wadah bagi kaum intelektual dan Muslim moderat perkotaan. Kehadiran Zulhas dengan cerutu mewahnya menciptakan jarak lebar (gap) antara pimpinan partai dengan akar rumputnya sendiri.
Jika gaya komunikasi dan gaya hidup "blunder" ini terus berlanjut, PAN terancam kehilangan marwahnya sebagai partai reformis dan justru dicap sebagai partai elite yang buta terhadap realitas kemiskinan


Posting Komentar