Ulama Tetap Tolak Pembangunan Patung Soekarno Di Jabar
Keterangan Foto : Di DPRD Jawa Barat, Aliansi Ulama dan Tokoh Jawa Barat kembali menegaskan sikap penolakannya terhadap rencana pembangunan Monumen Patung Bung Karno di kawasan Taman GOR Saparua, Bandung.
Penolakan tersebut disampaikan dalam momen audensi Aliansi Ulama dan Tokoh Jawa Barat kepada Pimpinan DPRD Jawa Barat pada Selasa (25/11/2025) di Ruang Bamus DPRD Jabar. Delegasi para ulama dan tokoh diterima oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Acep Jamaludin.
Koordinator Aliansi Ulama dan Tokoh Jawa Barat KH Asep Syaripudin mengatakan, sejak peletakan batu pertama pada Juni 2023, aliansi telah menyatakan penolakan terhadap pembangunan patung setinggi sekitar 22 meter tersebut. Rencana pemasangan patung pada Desember 2023 diketahui sempat batal.
Baca juga: API Jabar Tolak Rencana Pembangunan Patung Bung Karno
“Namun, pekan lalu aliansi menerima informasi bahwa proyek pembangunan kembali berjalan dan ditargetkan rampung pada Desember 2025, dengan rencana peresmian pada April 2026,” ujar Asep. Karena itulah, penolakan kembali disampaikan dengan menyampaikan aspirasi kepada DPRD Jabar.
Tokoh lainnya, Ustaz Hery Susanto menyampaikan dasar keberatan aliansi dari sisi ajaran agama. Ia merujuk pada tiga landasan utama:
Pertama, doa Nabi Ibrahim dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 35–36 mengenai bahaya berhala. Kedua, peringatan tentang beratnya konsekuensi di hari kiamat bagi pembuat patung dalam sejumlah hadits. Dan ketiga, risiko maksiat jariyah sebagaimana diperingatkan dalam QS. Al-A’raf ayat 38.
Karena itu, menurutnya pembangunan patung setinggi sekitar 22 meter di tanah publik seperti GOR Saparua berpotensi menjerumuskan masyarakat ke dalam praktik kesyirikan.
Ustaz Hery juga menyinggung ritual sesajen yang dilakukan saat peletakan batu pertama sebagai indikator kemungkinan terulangnya praktik serupa. “Ini sama saja dengan membangun berhala. Pembangunan harus dihentikan dan dibatalkan permanen,” tegasnya.
Pandangan serupa disampaikan oleh Ummu Faqih dari Forum Pergerakan Muslimah Jabar. Ia menilai bahwa pembangunan patung di ruang publik akan menjadi preseden bagi pendirian patung-patung lain di Jawa Barat, yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.
“Kami khawatir akan muncul pengkultusan. Di bawah patung bisa terjadi aktivitas menabur bunga hingga sesajen seperti di Bali. Ini berbahaya,” ujarnya.
Dalam audiensi tersebut, Aliansi Ulama dan Tokoh Jabar menyampaikan pernyataan sikap. Pertama, tetap menolak pembangunan Monumen Patung Bung Karno. Kedua, mendesak Gubernur dan DPRD Jabar untuk menghentikan seluruh proses pembangunan.
Menanggapi aspirasi tersebut, Acep Jamaludin menyatakan bahwa DPRD Jabar akan segera menyampaikan masukan tersebut kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
“Ini penting dan harus segera diteruskan kepada Gubernur. Jika tidak ada respons dan pembangunan tetap berjalan, maka aliansi perlu kembali menyampaikan aspirasinya secara langsung, dan kami siap mengawal,” ujar Acep.
Selain Ustaz Asep, Ustaz Heri dan Ummu Faqih, dalam pertemuan tersebut juga hadir tokoh Islam lainnya, mereka antara lain; Ir. H. Luki Sambas, MM (Sekretaris API Jabar), Drs. Marsa Suraka (Wakil Ketua Bakomubin Jabar), H. Ayi Setiadi, MPd.i (Dosen Yayasan Kaum Syariakat Islam), Drs. H. Dadang Suherman, MSi (KB PII Jabar), KH Sirojul Munir (Pesantren Al Istiqomah Bandung), KH Ahmad Syafei (Al Bahrum Limbangan Garut), KH Khoirurrofie (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), Dr. Yusuf Ridwan, MM (STAI Yamisa Soreang Bandung) dan lainnya.
Sementara itu Cahayani, Ketua DPW APN (Aliansi Pemuda Nasional) Jakarta-Jabar-Banten menegaskan akan menggalang solidaritas berbagai kalangan untuk ikut menekan Gubernur Jabar menghentikan pembangunan Patung Soekarno
"Syirik Modern adalah penghambat rahmat Allah bagi kemajuan suatu daerah, tentu yang terjadi kemiskinan dan bencana bakal terjadi kalau Rahmat Allah dihadang masuk, ayo semua terus galakkan penolakan terhadap pembangunan Patung Soekarno di Jawa Barat"ujarnya.


Posting Komentar