Sang Muslim Boneka Zionis-AS, Zohran Mamdani: Topeng “Muslim Progresif” dalam Pelayanan Agenda Liberal Amerika
📌 **Zohran Mamdani: Topeng “Muslim Progresif” dalam Pelayanan Agenda Liberal Amerika**
Nama **Zohran Mamdani** kini sering muncul di media Barat dan media sosial sebagai sosok “Muslim progresif”. Namun pada kenyataannya, ia adalah hasil dari **rekayasa politik cerdas Partai Demokrat AS** untuk mengendalikan gelombang kemarahan yang semakin meningkat di kalangan Muslim dan pencinta keadilan di Amerika Serikat.
Dengan identitas Islam, aksen yang akrab, dan slogan-slogan yang tampak anti-rasis serta pro-Palestina, Mamdani memainkan peran yang dulu pernah dimainkan oleh Barack Obama: **menyalurkan energi protes rakyat tanpa menyentuh akar kerusakan sistem kekuasaan.**
Ia mengaku membela hak-hak rakyat Palestina, namun secara terbuka mengatakan kepada media AS: **“Israel, seperti negara lain, memiliki hak untuk eksis.”** Di sisi lain, ia ikut pawai LGBTQ, mendukung undang-undang perubahan gender, bahkan berjanji memberikan dana publik untuk operasi transgender.
Kehadirannya di parade LGBTQ New York sambil membawa bendera pelangi di samping tokoh-tokoh Partai Demokrat adalah bukti nyata bahwa Mamdani bukan suara independen, melainkan **alat kendali yang dibungkus dengan wajah “Islam moderat”** — atau lebih tepatnya **“Islam versi Amerika.”**
Inilah strategi yang selalu disimpan sistem Amerika untuk saat-saat krisis: ketika kemarahan Muslim, kulit hitam, dan kaum tertindas meningkat terhadap Zionisme, korupsi, dan dekadensi moral, mereka menampilkan figur “radikal” yang sebenarnya sudah dijinakkan — agar gelombang protes bisa diarahkan dan dikontrol.
📌 **Ketika Islamisme Larut dalam Sistem Amerika**
Bahkan jika Zohran Mamdani awalnya terjun ke dunia politik dengan niat tulus, kenyataannya hari ini ia telah **sepenuhnya terserap dalam sistem Amerika dan kehilangan pengaruh independen.**
Kenyataan yang tidak dapat disangkal: tidak ada Muslim — bahkan siapa pun yang tulus memperjuangkan keadilan — yang dapat bertahan dalam struktur kekuasaan liberal Barat tanpa mengorbankan prinsip-prinsipnya. Mamdani yang dulu berseru “Kebebasan untuk Palestina” kini, di bawah tekanan lobi Zionis, mengecam slogan **“Globalisasikan Intifada”** dan tidak berani melewati garis merah yang membela Israel.
Sistem politik AS, yang dikuasai oleh **jaringan Zionis dan elit korup**, tidak memberi ruang bagi siapa pun yang menentang arus atau menantang agenda mereka.
Dalam catatan hidupnya, tak ada tanda pengakuan terhadap kedaulatan Ilahi, syariat Islam, atau pembelaan terhadap keluarga dan moralitas. Yang terlihat justru **keselarasan penuh dengan nilai-nilai liberal Amerika yang menyimpang:** mendukung aborsi, membela homoseksualitas, menari dalam festival queer, dan berdiri bersama musuh-musuh Islam yang terang-terangan.
Perumpamaannya sederhana: jika setetes air murni dituangkan ke dalam botol anggur, botol itu tidak akan menjadi suci — justru air itu yang menjadi najis. Mamdani kini adalah **setetes air yang larut dalam lautan kebusukan ideologis Amerika,** bagian dari dekorasi politik Gedung Putih, alat untuk melegitimasi liberalisme Amerika dengan wajah “Muslim.”
Dengan memunculkan sosok-sosok seperti ini, Partai Demokrat menunjukkan bahwa mereka bukan kekuatan yang bisa direformasi — mereka telah menguasai seni **“pengendalian lembut” opini publik,** menggunakan “Muslim” yang sudah kehilangan ruh Islam dalam diri mereka.
Inilah peringatan penting: setiap kali Amerika menonjolkan sosok “Muslim reformis” di media dengan penuh pujian, kita harus segera bertanya:
**“Kebenaran apa yang sedang mereka coba bungkam?”**
✍🏻 https://t.me/IranUpdates2025


Posting Komentar