Terus Asal Njeplak Ala Balita, Mulut Anies Perlu Dikasih Cabe 11 Kalau Melihat Tulisan Adipati Kencana
Mulut Anies Perlu Dikasih Cabe 11 Kalau Melihat Tulisan Adipati Kencana
ANIES yang mengkritik Pemerintahan Prabowo terbaru sesuai rilis Kompas menuai reaksi dari pendukung Prabowo diantaranya adalah FB Adipati Kencana
-------------------------------------------------------
Ada beberapa hal yang 'SUDAH BIASA' dari sindiran Anies tersebut. Tidak ada yang baru yang mencerminkan seorang Anies sebagai tokoh intelektual yang berpikiran maju dan berkembang. Yang ada malah pikirannya parkir trus tidak bergerak. Coba kita diskusikan:
PERTAMA adalah Anies 'Sudah Biasa' MENYINDIR, dari podium satu ke podium lain, di depan Mic yang satu ke Mic yang lain hanya Sindir-Menyindir-Nyirnyir dan balik lagi ke Nyindir. Sampai batas terjauh pengamatan saya terhadap Anies ini, nyaris tidak kelihatan IDE Orisinilnya. Boleh dibilang hampir keseluruhan narasinya dibangun dari sindiran. Sampe ayam berkokok merem atau melek pun jadi perhatiannya.
KEDUA, Kompas memilih diksi "SINDIR" bukan "KRITIK". Karena mengkritik jelas objeknya, jelas persoalannya dan jelas tujuannya. Sedangkan Anies seperti biasa 'Sudah Biasa' Beliau seperti itu, memberi komentar bernada negatif tetapi tidak jelas arahnya kemana, makanya kompas tulisnya SINDIR.
Pertanyaannya, jabatan mana yang diberikan karena Koneksi, Bukan Kompetensi? Apa Anies tidak baca ada Wamen Dikti, Sains dan Teknologi bernama STELLA CRISTIE? Wanita ini sama sekali tidak berkeringat saat kampanye Pilpres tetapi datang dengan 'Full Capacity' sebagai seorang Akademisi, Ilmuwan Kognitif. Meraih gelar Sarjana dari Univ. Harvard dan gelar Ph.D. dari Northwestern Univ. Wanita muda cantik ini juga merupakan guru besar di Tsinghua University, Beijing, Tiongkok!
Ibu Wamen inilah yang jadi ujung tombak mewujudkan gagasan Presiden Prabowo mengenai Sekolah Garuda. Sudah terwujud 16 dan akan menjadi 100 unit Sek Garuda pada 2029 nanti. Bagian mananya yang tidak Kompeten dengan Jabatannya? Cukup itu saja contoh bantahannya krn akan terlalu panjang jika dibahas satu-persatu.
Sudah Biasa yang KETIGA adalah, hampir sepanjang perjalanan ke_tokoh_annya Anies tidak pernah terlihat memberikan edukasi dan menularkan kebijaksanaan. Dalam berpolitik dimainkan pola 11-0-0 total menyerang. Lebih gahar dari total Football nya Timnas Belanda. Anies membangun kekuatan citra dirinya dengan cara menyerang lawan. Hal ini sangat kentara sewaktu debat capres lalu.
Anies tidak memberikan apresiasi atas penangkapan koruptor kakap untuk sekedar memberi contoh kepada khalayak, atau minimal contoh untuk pendukungnya tentang elegansi dalam berpolitik (atau setidaknya diam aja). Atau setidaknya pada program pemerintah yang lain. Masa sih ga ada baiknya? Semuanya buruk gitu?
KEEMPAT, Sudah Biasa yg selanjutnya adalah ketiadaan mekanisme introspeksi diri dalam banyak pernyataan Anies. Dalam kasus sesuai judul di atas, Anies mungkin lupa bahwa pada saat menjabat dia membentuk TGUPP (Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan) yang beranggotakan 74 orang dan budget sekitar Rp. 20 Miliaran per tahun. Siapa para anggota TUGPP itu? Apa kompetensinya? Dan hasil kerjanya apa? Selama 5 tahun menjabat berapa pesat pembangunan di DKI Jakarta. Atau, apa bentuk percepatan pembangunan yang dilakukan oleh TGUPP itu? Silahkan menilai sendiri.
KELIMA, Sudah Biasa yang terakhir adalah, Anies lupa bahwa Presiden adalah jabatan politik bukan jabatan profesional, makanya banyak landasan dari kebijakan presiden adalah politik. Dan jabatan di sekitaran presiden mayoritasnya adalah jabatan level strategis, atau pengambil kebijakan. Makanya bisa saja ada orang yang ditunjuk bikan pakar di bidangnya tapi punya visi yang sama dengan presiden. Atau mampu mengejawantahkan ide dan gagasan presiden ke dalam bentuk program. Separti Program Kampung Nelayan Merah Putih dari Menteri KKP Trenggono. Tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan level teknis yang harus mahir pada bidangnya seperti pekerja di pabrik-pabrik dan industri serta teknologi.
Saya berharap agar tokoh sekaliber Anies ini menjalankan fungsi sosial dan moralnya memberikan pencerahan dan pernyataan atau kritik yang konstruktif kepada pemerintah. Karena suaranya lebih didengar daripada orang biasa spt saya. Bagaimanapun juga mungkin ada pembantu presiden yang jalannya melenceng, kita luruskan dengan kritik. Terutama oleh tokoh seperti ANIES RASYID BASWEDAN.


Posting Komentar