Kehati-Hatian Gus Sholah Menerima Uang Dari Anis Matta Dan Konglemerat
Anis Matta, waktu itu Presiden PKS, sowan KH. Salahuddin Wahid, adik Gus Dur, di ndalem Kasepuhan Tebuireng. Rombongan diterima dengan baik dan kemudian mereka berziarah ke makam trisula Tebuireng yang mengabdi untuk Islam dan Indonesia: KH. M. Hasyim Asy'ari, KH. A. Wahid Hasyim dan KH. Abdurrahman Wahid.
Setelah rampung, Pak Anis pamitan, sekalian menyerahkan bingkisan. Amplop. Tebal. Alih-alih langsung menerima dengan ceria, Gus Sholah langsung menelepon KH. Muhammad Zaky Hadziq, pengasuh Ponpes al-Masruriyah Tebuireng. Gus Sholah dan Gus Zaky sama sama cucu Hadratussyekh.
Gus Zaky datang. Terlibat dalam obrolan. Amplop masih di atas meja. Kemudiann Gus Sholah memanggil bendahara pondok (atau yayasan? Saya lupa).
Disaksikan semua tamu, termasuk Machfud Siddiq dan Aboebakar Al-Habsyi, dua tokoh PKS; dan Gus Zaky, amplop berisi fulus diserahkan ke bendahara.
"Buatkan kwitansi atas nama beliau." kata Gus Sholah sambil meminta bendahara menghitung lembaran duwit. Tanda terima berisi jumlah nominal, stempel basah dan tandatangan, diserahkan ke pemberi.
Klir. Rombongan pamit pulang.
"Salah satu orang yang saya saksikan primpen/telaten soal keuangan dan manajemennya bagus itu Gus Sholah. Beliau sangat berhati-hati urusan duwit. Mana uang pribadi, mana uang pondok, dicatat dengan cermat. Sikap wira'i beliau itu jempolan." kata Gus Zaky, yang wafat pada 2020 lalu, mengenang peristiwa tersebut.
***
Di sebuah ruangan hotel, di akhir 2003, tim pemenangan pasangan capres-cawapres 2004 Wiranto-Salahuddin Wahid menggelar rapat. Serius. Membahas logistik pemenangan.
Waktu itu ada laporan masuk, dan salah satu tim Gus Sholah berbisik jika ada satu konglomerat, konglomerat hitam tepatnya; hendak ikut urun logistik.
Alih-alih tersenyum, Gus Sholah malah melengos lalu bilang, "Jika si A ini membiayai kendaraan politik kita, jadi backing, saya mundur sekarang juga!"
Suasana hening. Akhirnya nama si A dicoret dari daftar penyumbang. Dan, meskipun pasangan Wiranto-Gus Sholah KALAH dalam meraih suara mayoritas pada Pilpres 2004, namun keteguhan beliau dan kehati-hatian Gus Sholah soal dunyo MENANG di hati saya.
Untuk KH. Shalahuddin Wahid yang wafat pada 2 Februari 2020 dan KH. Muhammad Zaky Hadziq, yang menyusul pada 1 Juli di tahun yang sama, lahumal Fatihah
Posting Komentar