Pelarangan Gambar Makhluk Bernyawa, Mimpi Muhammad Qasim dan Prinsip Saddudz Dzari'ah
Pelarangan Gambar Makhluk Bernyawa, Mimpi Muhammad Qasim dan Prinsip Saddudz Dzari'ah
Sumber Tulisan : FB Muhammad Akbar Ismail
Islam adalah agama yang sempurna, bertujuan membawa kemaslahatan dan menutup semua celah yang mengarah pada kesyirikan. Dalam konteks ini, pelarangan penggambaran makhluk bernyawa (tashwir) menjadi hukum penting yang disepakati mayoritas ulama.
Larangan keras ini, yang didukung oleh banyak hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan ancaman azab berat, berlaku untuk segala bentuk pembuatan gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan) baik lukisan, patung, maupun media lainnya.
Hikmah terbesar di balik larangan ini adalah untuk menjaga kemurnian tauhid dan menutup pintu menuju kesyirikan. Inilah yang disebut dengan prinsip Saddudz Dzari'ah (سد الذريعة).
Secara istilah, Saddudz Dzari'ah adalah prinsip syariat untuk melarang suatu perbuatan yang pada dasarnya dibolehkan, karena perbuatan tersebut dapat menjadi jalan, perantara, atau wasilah menuju perbuatan yang diharamkan (kesyirikan, maksiat, atau kerusakan lainnya).
Larangan membuat dan memajang gambar makhluk bernyawa adalah contoh nyata penerapan prinsip Saddudz dzari'ah dengan dua alasan utama:
1. Mencegah Pengagungan yang Berlebihan:
Sejarah mencatat bahwa awal mula kesyirikan (seperti pada kaum Nabi Nuh 'alaihissalam) bermula dari pembuatan patung orang-orang saleh yang awalnya diniatkan untuk kenangan, namun berujung pada penyembahan seiring bergantinya generasi. Larangan ini adalah upaya preventif agar perbuatan yang berpotensi menjadi sarana kesyirikan tidak dilakukan.
2. Menjaga Kehormatan Penciptaan Allah:
Adanya ancaman keras menunjukkan bahwa pembuatan gambar mengandung unsur penyerupaan terhadap perbuatan unik Allah, yaitu mencipta dan meniupkan ruh. Larangan ini menjaga batas kekuasaan antara Al-Khaliq (Sang Pencipta) dan perbuatan makhluk.
Dalam salah satu Mimpi Muhammad Qasim, Allah berkata-kata padanya di dalam mimpi bahwa, "Gambar kecil di sakumu, jika tidak diperlukan maka bisa menjadi Bentuk Syirik". Jika para ulama mau meluangkan waktunya untuk meneliti isi pesan dalam mimpi tersebut, maka mimpi ini memenuhi Prinsip Saddudz dzari'ah yaitu agar umat Islam melakukan tindakan preventif atau pencegahan untuk menutup sarana yang mengarah pada Kesyirikan, salah satunya pelarangan gambar makhluk bernyawa yang tidak diperlukan.
Karena mimpi Muhammad Qasim juga berisi peringatan bahwa peristiwa besar akan terjadi pada generasi kita, salah satunya kemunculan Dajjal, dimana dia mempunyai satu tujuan yang akan membawa manusia sebanyak-banyaknya ke dalam neraka dan kekal selama-lamanya.
Tidaklah seseorang dimasukan ke dalam neraka secara kekal abadi kecuali karena murtad dan mati dalam keadaan masih melakukan kesyirikan. Maka disinilah peran mimpi Muhammad Qasim agar umat melakukan pencegahan dari melakukan perbuatan yang membuka pintu kesyirikan.
Selain itu, Allah juga berjanji di dalam mimpi Muhammad Qasim, bahwa pertolonganNya akan datang setelah umat Islam menyelamatkan diri dari kesyirikan dan segala bentuknya.
Posting Komentar