Makna Haji dan Kurban ala Anis Matta: Dari Patahan Hidup Menuju Sumber Kehidupan
Makna Haji dan Kurban ala Anis Matta: Dari Patahan Hidup Menuju Sumber Kehidupan
Jakarta— Jutaan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah, Jumat (6/6/2025), untuk melaksanakan wukuf, salah satu puncak ritual ibadah haji. Di hari yang sama, umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Iduladha 1446 H dengan penuh khidmat.
Di tengah momentum spiritual tersebut, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri RI, Anis Matta, mengajak masyarakat merenungkan makna terdalam dari ibadah haji dan kurban, yang menurutnya bukan sekadar ritual, tetapi pelajaran hidup yang sarat makna.
Dalam tayangan Perspektif Anis Matta bertema "Makna Haji dan Kurban: Patahan Hidup dan Sumber Kehidupan" yang disiarkan melalui kanal YouTube Gelora TV, Jumat (6/6/2025), Anis menyampaikan bahwa kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mengandung pelajaran tentang ujian, cinta, pengorbanan, dan penciptaan makna kehidupan.
“Setiap insan pasti mengalami patahan dalam hidupnya. Tapi seperti Ibrahim dan Ismail, dari patahan itu pula kita belajar menemukan kekuatan, menciptakan jalan, dan membangun kembali sebab-sebab kehidupan,” ujar Anis dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (7/6/2025).
Anis menjelaskan, kisah Ibrahim yang meninggalkan Hajar dan Ismail di gurun tandus tanpa sumber kehidupan, lalu lahirnya air Zamzam dari hentakan kaki Ismail, adalah simbol dari penciptaan sumber kehidupan melalui pengorbanan dan usaha keras.
"Zamzam tidak muncul begitu saja. Ia lahir dari kegigihan seorang ibu—Hajar—yang berlari dari Shafa ke Marwah mencari harapan di tengah keterbatasan. Sa’i bukan hanya ritual, tapi gambaran nyata bahwa sumber kehidupan hanya lahir dari ikhtiar tanpa henti,” jelasnya.
Menurut Anis, pesan besar dari ibadah haji dan kurban adalah bahwa kehidupan yang berarti lahir dari pengorbanan besar. Ia mencontohkan ketika Ibrahim diperintahkan menyembelih anaknya sendiri, Ismail—sebuah ujian cinta dan ketundukan total kepada Tuhan.
"Ini bukan sekadar kisah pengorbanan pribadi, tapi representasi dari pengorbanan umat. Bahwa untuk membangun peradaban, untuk melahirkan sumber-sumber kehidupan bagi banyak orang, selalu ada harga besar yang harus dibayar," katanya.
Anis menekankan bahwa kisah ini bukan hanya warisan spiritual, tetapi juga pijakan peradaban. Sebab, dari jejak Ibrahim—yang meninggalkan keluarga, menciptakan Zamzam, hingga pengorbanan Ismail—lahirlah kehidupan di Jazirah Arab, dan berkembang menjadi pusat umat Islam dunia.
"Semua perjalanan besar umat ini berawal dari keberanian untuk menciptakan sebab-sebab kehidupan. Itulah makna terdalam dari haji dan kurban," pungkasnya
Posting Komentar