Membaca Peliknya Suasana Hati Ketum Partai Gelora Saat Silaturahmi dan Konsolidasi Struktur Gelora Jawa Timur

 SURABAYA – Kunjungan Silaturahmi Anis Matta, Wakil Mentri Luar Negeri Republik Indonesia ke Surabaya, 24/10/2025 dengan beberapa agenda, salah satunya yaitu Silaturahmi dan Konsolidasi Struktur Gelora Jawa Timur, bertempat di Excotel Design Hotel Surabaya jalan A. Yani Surabaya pukul 18:00.

Silaturahmi bersama para kader Gelora Jawa Timur Anis Matta yang mana sebagai Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, dalam sambutannya memberikan banyak pesan-pesan keorganisasian dan ideologi. Para kader yang hadir dengan seksama menyimak serta mencatat apa yang dipesankan oleh ketua umumnya.

Anis Matta berpesan, “Kita perlu menyadarkan keyakinan kita terlebih dahulu, bahwa kehidupan kita secara individu terpaut dalam takdir bersama kita di partai gelora ini. Allah menciptakan takdir dari setiap individu kita dan pada suatu momentum waktu, takdir individu ini dipertemukan oleh Allah SWT dalam satu waktu, dalam satu tempat, dalam satu momentum. Dan takdir kolektif kita ini semuanya adalah takdir yang menyatukan antara takdir individu dan takdir kita bersama.”

Allah berfirman, tidak ada yang tau apa yang dilakukan besok, tidak ada jiwa yang tau dibelahan bumi kapan dia akan mati. Ini merupakan takdir kolektif kita semuanya apabila secara individu-individu tidak tau apa yang kita kerjakan besok, dan nasib kita bersama besok tidak akan ada yang tau. Yang bisa kita pastikan adalah niat kita bersama, dan apa yang membuat takdir kebersamaan kita akan mempunyai makna bagi kita secara individu dan semuanya manakala kita semuanya hadir dalam wadah perjuangan ini dengan satu niat untuk melakukan sesuatu yang jauh lebih besar dari pada kemampuan yang secara individu yang kita miliki.

“Takdir bersama kita hanya mempunyai makna manakala kita hadir secara individu-individu dengan niat atau kesadaran bahwa kita ingin melakukan sesuatu yang lebih besar dari kemampuan yang kita miliki secara individu-individu. Tidak ada sesuatu yang besar yang kita lakukan sendiri.”

“Apa yang mau kita pikirkan tentang partai gelora ini?”.

Pertanyaan ini mengarah pada ideologi, ideologi menjawab mengapa kita ada d gelora. Jika niatnya adalah ibadah ini sudah benar, tahap berikutnya kita bikin apa?, jadi dasarnya adalah ideologi. Mengapa ideologi ini penting bagi partai politik? Karena tindakan kita semua ini di bimbing oleh pikiran-pikiran kita, jadi manusia pada dasarnya tidak bisa melakukan sesuatu diluar apa yang dia pikirkan. Pikiran adalah penciptaan pertama, tindakan adalah penciptaan kedua. Jadi jika mempelajari perilaku orang untuk kita bisa memahaminya, pelajari cara mereka berfikir. Jika kita mempelajari bagaimana cara mereka berfikir tentunya kita memahami kira-kira apa yang dia lakukan, karena mereka pasti di bimbing oleh pikiran-pikiran nya.

Makin besar pikiran orang, makin lapang dadanya. Makin lapang dadanya ruang toleransinya besar. Karena itu orang tersebut tidak memikirkan hal-hal yang kecil atau toleransinya kepada hal-hal yang kecil itu lebih besar.

Setiap kemajuan itu menimbulkan gesekan, jadi kita kita ada pada suatu pekerjaan besar maka gesekan itu otomatis tidak bisa d hindari, ganguan emosi dalam suatu amal ibadah yang baik itu selalu ada. Jadi dalam konflik itu ada dinamis atau destruktif. Konflik dinamis merupakan tanda yang bagus, tetapi kalau konflik destruktif biasanya orang saling mengintai. Yang harus kita pastikan dalam organisasi adalah semua orang mengalir, dan setiap ada aliran pastinya akan ada gesekan, gesekan ini yang harus kita pastikan sebagai gerakan dinamis.

Jika dari awal niat individu sudah benar, kehendak untuk mempertemukan takdir individu dalam takdir kolektif kita semuanya, lalu kita menjawab pekerjaan besar yang ingin kita lakukan skalanya besar seperti itu, fenomena yang pertama kita fahami terlebih dahulu adalah ini akan ada gesekan tetapi gesekan yang dinamis.

Ciptakan suasana dalam partai gelora ini suasana seperti sedang tawaf, biarkan mengalir berputar terus. Arus manusia ini harus dibimbing, yang harus dikelola adalah arus ide, biarkan semua orang mengeluarkan semua yang terbaik, situasi inilah akan membuat seseorang menemukan ruang, dan situasi inilah biasanya yang mengubah konflik dalam organisasi itu menjadi konflik yang dinamis.

Sementara itu pengamat politik dari The Future Institute Abdullah Amas menyebut Partai Gelora dan Anis Matta dalam pesan yang disampaikan di Jatim terlihat membawa tambahan narasi ambang dan membingungkan Kader.

"Terbukti lepasnya sosok seperti Nandang Burhanuddin dan lainnya dari Garis edar perjuangan Partai Gelora"tegas Amas

Partai Gelora juga memiliki masalah dari lambannya pengurus Partai Gelora mengeksekusi agenda-agenda Anis Matta seperti pembentukan sayap kepemudaan dan perempuan Partai. 

Ketiga, melempemnya kinerja Anggota DPRD Asal Partai Gelora di berbagai daerah

Keempat, tak ada Tokoh Nasional kuat yang baru bergabung ke Partai Gelora

Beberapa problematika Partai Gelora juga termasuk tak serius memiliki markas yang representatif sebagai Partai Politik yang punya kekuatan di Pemilu 2024 lalu.

"Masak kalah sama Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang punya Kantor di Menteng seharga sewa 500 juta pertahun padahal pemilu udah lewat, ini Anis Matta masak ga kuat sih padahal gembar - gembornya narasi dan sumber daya loh pemikiran Ustadz Anis dan Partai Gelora suaranya lebih besar loh dari PKN"ujar Abdullah Amas