Ini Suara PB IKA-PMII Soal Konflik PBNU
Ini Suara IKA-PMII Soal Konflik PBNU
Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII) menyatakan kesiapannya untuk mengambil peran aktif dalam meredam konflik internal yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sikap ini muncul sebagai bentuk tanggung jawab moral alumni PMII untuk menjaga keutuhan, marwah, dan stabilitas organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Ketua Umum PB IKA PMII, Fathan Subchi, menilai konflik yang melibatkan dua kubu di internal PBNU telah memicu keresahan luas di kalangan warga Nahdliyin.
Ia menegaskan, kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena dapat melemahkan konsolidasi organisasi dan mengganggu fokus NU dalam menjalankan peran strategisnya di tengah umat dan bangsa.
Menurut Fathan, NU memiliki sejarah panjang sebagai organisasi keagamaan, sosial, dan kebangsaan yang berkontribusi besar bagi Indonesia. Karena itu, setiap persoalan internal harus diselesaikan secara bermartabat, konstitusional, dan mengedepankan kepentingan jamaah di atas kepentingan kelompok.
Sebagai langkah konkret, PB IKA PMII mendorong dilaksanakannya Muktamar Bersama PBNU. Opsi ini dinilai sebagai solusi paling tepat untuk mengakhiri polemik dan memulihkan soliditas organisasi. Fathan menilai muktamar merupakan forum tertinggi dalam struktur NU yang memiliki legitimasi kuat untuk mengambil keputusan strategis.
“IKA PMII mendorong Muktamar Bersama sebagai jalan keluar konstitusional yang paling mampu meredam ketegangan dan menyatukan kembali seluruh elemen NU,” ujar Fathan, Sabtu, 13 Desember 2025.
Ia menjelaskan, Muktamar Bersama akan memberikan ruang yang adil bagi semua pihak untuk menyampaikan pandangan dan mencari titik temu. Dengan mekanisme yang sah dan terbuka, hasil muktamar diharapkan dapat diterima oleh seluruh kubu serta mendapatkan kepercayaan publik.
Fathan menegaskan bahwa NU bukan milik kelompok tertentu. Organisasi ini merupakan milik warga NU dan umat Islam Indonesia secara luas. Karena itu, setiap dinamika internal harus diarahkan pada penguatan organisasi, bukan sebaliknya.
“NU ini milik rakyat, milik warga NU. Bukan milik satu kelompok kecil. IKA PMII merasa terpanggil untuk menjadi jembatan rekonsiliasi. Muktamar adalah forum tertinggi dan solusi paling efektif untuk menyelesaikan persoalan ini secara bermartabat,” katanya.


Posting Komentar