Nangis Dulu! Rommy Karirmu Tamat, Obok-Obok PPP Gagal, Di Kubu Manapun Kau Ditolak
Rommy Karirmu Tamat, Obok-Obok PPP Gagal, Di Kubu Manapun Kau Ditolak
Direktur Masyarakat Pemerhati Etika Politik (MAPELI) Sayidi menyoroti Gus Rommy yang terpental dari PPP kini. "Bahkan andai pun Agus menang setelah menang peran Rommy tak akan diperhatikan, karena berbagai gerbong di politik baik internal PPP maupun eksternal PPP tahu betapa liciknya Rommy"ujarnya
Sebuah tulisan dibawah ini pun menuliskan betapa peliknya nasib pengkhianat mentornya sendiri Suryadharma Ali tentang Gus Rommy ;
SUDAHLAH ROMMY, JANGAN PECAH BELAH PPP LAGI*
-Redaksi-
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali dirundung prahara. Seakan tak pernah habis, drama dualisme kepemimpinan kembali mencuat usai Muktamar X yang digelar di Ancol, Jakarta Utara, akhir September lalu. Dua figur muncul dengan klaim yang sama: Muhammad Mardiono dan Agus Suparmanto, keduanya mengaku sah sebagai Ketua Umum PPP.
Namun, pemerintah lewat Menteri Hukum Supratman Andi Agtas sudah menegaskan posisi. Setelah menelaah AD/ART partai serta kelengkapan dokumen, SK kepengurusan resmi diteken atas nama Mardiono. Artinya, legalitas partai jelas berada di tangannya.
Menariknya, alih-alih melawan balik klaim Agus maupun Romahurmuziy alias Rommy, Mardiono memilih jalan sejuk. Ia mengajak semua pihak kembali merapatkan barisan. “PPP ini keluarga, bukan ada kubu-kubuan. Saya masih menunggu dan mengajak untuk bergabung,” ujar Mardiono di Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).
Bagi Mardiono, membangun PPP bukan sekadar soal kursi ketua umum. Lebih jauh, ini soal amanah umat. Partai berlambang Kabah, kata dia, harus menghadirkan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat. Tak lupa ia berterima kasih kepada pemerintah yang menurutnya cepat dan transparan dalam mengesahkan kepengurusan melalui sistem digital.
ROMMY DAN JEJAK LUKA LAMA
Nama Rommy nyatanya bukan kali ini saja hadir di balik konflik PPP. Ia pernah berseteru dengan Suryadharma Ali, kemudian Djan Faridz, dan kini kembali muncul dengan mendukung Agus Suparmanto. Tak berhenti di sana, rekam jejak Rommy pun tercoreng kasus korupsi yang membuat PPP kian ditinggalkan konstituennya.
Sejarah kelam itu sulit dilupakan. Masih segar di ingatan bagaimana keputusan PPP mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI 2017 berbuah pahit. Elektabilitas partai terjun bebas. Hal ini pernah diungkap, Almarhum Abraham Lunggana alias Haji Lulung yang menyebut dukungan itu membuat suara PPP merosot tajam, bahkan kehilangan 9 kursi dengan menyisakan 1 kursi di DPRD DKI. “Bukan karena beda agama, tapi karena kelakuan Ahok pada waktu itu,” ujar Haji Lulung pada 2019.
Sejarah kelam itu mestinya jadi cermin.
Selengkapnya di : ruangbicara.co.id


Posting Komentar