Pengaruh Yahudi dalam Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Pengaruh Yahudi dalam Ilmu Pendidikan dan Psikologi.
Seorang ulama sekaligus pakar di bidang pendidikan Adab, Muhammad Quthb pernah mengatakan tentang potensi campur tangan Yahudi dalam pendidikan, beliau menyampaikan dua bidang yang paling besar dimasuki oleh Yahudi dibanding bidang-bidang yang lain adalah, Bidang Psikologi dan Pendidikan
Maka penting bagi kita kembali pada pendidikan yang islami dan membersihkan pendidikan kita dari konsep-konsep Yahudi.
Dalam buku DR. Majid Irsan Al Kilani, ditegaskan bahwa ternyata para Zionis itu berbondong-bondong menduduki tanah Palestina pada tahun 1948, tidak lama kemudian pada tahun 1967 mereka menetapkan wajibnya bangsa Palestina menggunakan kurikulum yang dibuat oleh Israel, mereka menghapus kurikulum pendidikan di Palestina yang tidak sejalan dengan misi pendirian negara fasis Israel.
Kenapa dua aspek ini yang ingin dikuasai Yahudi..?
Pertama bidang Psikologi.
Bidang ini kalau dikuasai maka mudah bagi mereka untuk melemahkan mental manusia. kalau mentalnya lemah, maka gampang galau, Insecure, overthinking dan lain-lain, maka bidang kehidupan lainnya akan mudah dikuasai, itu bidang psikologi.
Yang kedua Bidang Pendidikan.
Bidang ini pun sangat krusial, penjajahan biasanya akan bertahan lama kalau masyarakatnya juga dibodohkan dijauhkan dari ilmu yang benar, dirusak aqidahnya, dirusak pemahamannya dan dirusak orientasi hidupnya dan yang lain-lain.
Salah satu konsep yang diajarkan dalam ilmu psikologi dan pendidikan modern adalah teori "JANGAN BERKATA JANGAN" konsep ini menjadi rujukan di banyak institusi pendidikan di Indonesia padahal ini sangat bertentangan dengan konsep Qur'ani.
Mari kita lihat dalam Al Qur'an surah Luqman, tentang bagaimana Luqmanul hakim berpesan pada anaknya dan dan anda akan menemukan kalimat, "Wahai anakku janganlah engkau menyekutukan Allah", kemudian disertai penjelasan, apa alasan tidak boleh menyekutukan Allah.
Artinya secara Qur'ani melarang dengan kata "JANGAN" itu baik-baik saja, tidak masalah asalkan disampaikan dengan kasih sayang dan dijelaskan alasannya dengan baik.
Contoh lain adalah teori hukuman, dalam pendidikan modern saat ini, Hukuman adalah sesuatu yang dianggap tidak manusiawi, dulu zaman pendidikan kita tidak sekapitalis sekarang, kalau murid nakal ya dijewer, disuruh berdiri di bawah terik matahari, berdiri di depan kelas atau melakukan sesuatu yang memberatkan.
kini kalau ada murid nakal tidak punya adab lalu gurunya jewer telinganya, besok gurunya pasti dipecat, yang lebih parah lagi guru itu juga diviralkan di medsos untuk dihakimi oleh publik sebagai guru yang melakukan tindakan kekerasan, padahal dalam pendidikan adab, hukuman relevan digunakan, jika murid adabnya buruk terhadap Allah, terhadap Rasulullah, terhadap guru dan ilmu.
Tahukah anda, bagaimana sehebat Muhammad Al Fatih didik oleh orang tua dan gurunya, sang guru Syaikh Ahmad al-Qurani berkata: "Ayahmu mengirimku untuk mendidikmu serta untuk meluruskanmu, jika kamu tidak taat kepadaku maka aku tidak segan-segan untuk memukulmu".
Memang mendidik Adab harus disiplin dan hasilnya terbukti Muhammad Al Fatih menjadi penakluk Konstantinopel.
Kalau teori-teori Yahudi hasilnya seperti mayoritas remaja hari ini, jangankan menaklukkan Konstantinopel, menaklukkan diri sendiri saja tidak mampu.
Maka inilah saatnya kita kembali kepada konsep Qurani dan jangan asal mengadopsi teori-teori pendidikan jika tidak mengerti bagaimana sebenarnya menurut pandangan syariat, oleh karena itu perlu umat Islam memperbanyak orang-orang yang consern di bidang pendidikan Islam agar generasi mendatang mulai bermunculan orang-orang berkualitas yang terbebas dari pengaruh hegemoni Yahudi.
Posting Komentar