Dugaan Playing Fictim TEMPO
Dugaan Playing Fictim TEMPO
Tulisan dibawah ini membeberkan hal tersebut selain penjelasan berbagai hal lainnya :
*Anomali Issue Demokrasi*
Oleh Abduk Kholik M,Si
Menelisik beberapa bagian isu nasional yang menjadi perbincangan politik di masyarakat terdapat beberapa anomali yang menarik untuk dicermati.
Pertama kita melihat bagaimana seorang najwa shihab yang selama masa kampanye netral dan kalem tiba-tiba menjadi bagian dari motor penggerak untuk membatalkan hasil pilpres dengan tagar #IndonesiaDarurat Garuda Biru. Agak janggal memang, seseorang yang selama masa kampanye dekat dengan Prabowo sebagai salah satu capres tiba-tiba menusuk dari depan sebagai penggerak gerbong agar hasil pilpres dibatalkan padahal prabowo sebagai pemenangnya.
Najwa tidak bergerak sendirian, aktifis-aktifis yang selama ini mendapatkan ruang gerak dari pihak yang sama dimana najwa mendapatkan banyak ruang gerak turut andil mendukung. Dan secara kebetulan pihak ini berada di belakang salah satu capres lainnya yang kalah.
Beberapa artis hingga komedian plus para aktifis yang selama ini diam di era jokowi tiba-tiba saja muncul sampai-sampai warga net menjuluki gerakan tersebut sebagai gerakan politik komedian.
Isu berikutnya , dengan menumpangi ketenaran #IndonesiaDarurat Garuda Biru mereka menciptakan label yang mirip yaitu #IndonesiaGelap Garuda Hitam. Kali ini isu yang melatarbelakangi adalah adanya isu KIP akan berkurang akibat omongan seorang menteri di depan dewan di senayan.
Entah apa motifnya padahal efisiensi anggaran tidak pernah menyasar ke KIP. Wal hasil para akademisi tersulut emosinya dan turun ke jalan. Dan aliansi mahasiswa yang bergerak memang terindikasi memiliki afiliasi dengan adik sang menteri yang kini baru saja mundur dari berbagai jabatan komisaris utama di beberapa BUMN kelas A. Isu lain yang menyertai adalah sengkarut kasus hukum hasto PDIP dengan KPK.
Untuk isu #TolakRUUTNI di gerakan oleh kontras. Dan memang agak aneh bagaimana pihak kontras tiba-tiba dapat masuk dalam ruang sidang terkait RUU TNI tersebut. Aneh bin ajaib memang. Ruangan seprivate itu tidak ada penjagaan dan leluasa bisa dimasukin, seperti dibiarkan.
Disinyalir kompromi dari isu ini adalah keluarnya KKP dari item yang ada di draft pembahasan RUU TNI padahal TNI sangat dibutuhkan untuk mencegah pencurian ikan di laut indonesia yang gila-gilaan terjadi. Potensi pendapatan negara hingga ratusan trilliyun hilang gara-gara aktifitas pencurian ikan ini.
Ditengah alotnya pembahasan draft RUU TNI tiba-tiba muncul berita anjloknya IHSG sampai harus di trading halt alias di tangguhkan seluruh perdagangan karena harga turun sampai lebih dari 5%. Sementara itu di penghujung tahun 2024 Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya di ancam kalau MBG tetap berjalan maka IHSG akan dibuat anjlok dan sekarang benar-benar terjadi. Kita asumsikan Prabowo tahu siapa pelaku hal tersebut. Dan apakah demo mahasiswa dan anjloknya IHSG ini bagian dari tekanan agar KKP keluar dari RUU TNI?
Isu yang terakhir adalah masalah tempo yang dikirimi kepala babi dan bangkai tikus. Kasus ini memang agak aneh mengingat tempo sering membanggakan diri dalam podcast mereka bisa tau isu ini itu bahkan sampai hal-hal terkait di atas ranjang para politisi tapi tidak tau siapa pengirim kepala babi dan bangkai tikus. Dan berteriak kencang sekali, mereka lupa tingkah polah mereka mendzolimi banyak orang dengan fitnah dengan berlindung dibalik UU Press.
Banyak kalangan mensinyalir bahwa tempo sedang playing victim karena pola ini dulu juga dilakukan tempo di masa reformasi. Dan uniknya , aktifis-aktifis yang bersuara mendukung tempo adalah aktifis-aktifis lain lagi yang bereaksi di isu-isu sebelumnya.
Isu-isu tersebut menjadi menarik ketika para tokoh yang berperan dalam isu tersebut berlain namun memiliki corak dan karakter yang sama terkait demokrasi di indonesia. Seakan-akan mereka bermunculan dengan irama sehingga satu persatu muncul atau memiliki alasan untuk bersuara dan suatu saat nanti mereka akan muncul bersamaan untuk mengguncang pemerintahan.
Jika anda hidup cukup lama dan mencermati apa yang terjadi di reformasi 98 , semua ini memiliki kesamaan pola. Meski beberapa pemainnya adalah pemain baru yang bahkan belum cukup umur ketika reformasi 98 terjadi. Kita tunggu , apa yang akan mereka lakukan mengingat NED (National Endowment For Democrazy) sebagai donatur utama mereka dulu sudah di stop pendanaannya oleh Trump melalui USAID.
Atau apakah jurtsu mereka sedang menarik minat dan perhatian NED untuk melanjutkan mendanai mereka kembali mengingat indonesia lebih memilih gabung dengan BRICS ?
( Gus Dul )
Posting Komentar