Determinasi Muhammad Yakub Sang Komandante Pendidikan Kabupaten Bangkalan
Determinasi Sang Komandan Pendidikan Kabupaten Bangkalan
Sebagai seorang berlatar aktivis Pergerakan tentu sejak lama dididik dengan determinasi tinggi termasuk ketika berada di dunia birokrasi.
Stamina pergerakan yang tinggi membuat dia punya spirit berprestasi dan menjadi pencipta musim bagi lingkungan sekitarnya untuk juga semangat mengejar prestasi.
Itulah Sosok Kadis Pendidikan Kabupaten Bangkalan Moh Yakub. Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan menjadi cakrawala bagi kemajuan berbagai prestasi pendidikan Kabupaten Bangkalan.
Dimasa Muhammad Yakub, berbagai prestasi nasional diraih seperti Juara 1 Pantomim Tingkat SD
“Raihan Juara I Pantomim tingkat SD di FLS2N tingkat nasional ini merupakan prestasi yang luar biasa, prestasi yang baru kami raih selama berpuluh-puluh tahun mewakili Provinsi Jawa Timur,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Moh Yakub dengan suara bergetar karena menahan perasaan haru.
Sekedar diketahui, Pantomim merupakan pertunjukan gerakan tubuh ekspresi wajah sebagai dialog, tanpa suara verbal, serta diiringi alunan musik instrumental.Dikenal sejak zaman Romawi Kuno dan sering digunakan dalam ritus keagamaan dengan cerita umumnya seputar mitologi Yunani.Dikenal sejak zaman Romawi Kuno dan sering digunakan dalam ritus keagamaan dengan cerita umumnya seputar mitologi Yunani.
Sehingga dari Bangkalan kelak akan muncul Izza dan Madina baru, dari prestasi-prestasi yang lain selain pantomime, seperti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) maupun Olimpiade Sain Nasional (OSN). “Atas prestasi ini, Pemkab Bangkalan akan memberikan beasiswa prestasi kepada Izza dan Madina. Semoga menjadi generasi bangsa yang unggul, produktif, dan bermanfaat bagi semua,” pungkas Yakub. Didampingi Kepala UPTD SDN Kemayoran I Nurhayati Eka, Izza dan Madinah mengungkapkan, keberhasilannya mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga melenggang sebagai Juara I Nasional Pantomim bukan dengan proses yang mudah.
“Deg-degan karena lawannya keren-keren semua. Ada dari Yogyakarta, dari Jember, Sulawesi, semuanya bagus-bagus dan keren-keren. Untuk menghilangkan perasaan gugup, kami tarik nafas dan membaca Istighfar di atas panggung, berserah diri agar bisa percaya diri. Akhirnya tidak menyangka, kami menangis karena senang sekali setelah juara I,” singkat Madina dan Izza.
Posting Komentar