Perkuat Sinergitas Sebagai Langkah Preventif Kekerasan Pada Perempuan Dan Anak Untuk Mendorong Jawa Timur Sebagai Kawasan Bebas Kekerasan, KOHATI BADKO JAWA TIMUR Periode 2024-2026 Melakukan Audiensi Dengan DP3AK Jawa Timur

 Surabaya- Kawal polemik perempuan dan anak di Jawa Timur, KOHATI BADKO JAWA TIMUR Melakukan Audiensi dan Diskusi Hasil catatan kritis mengenai Kondisi kekerasan perempuan dan anak di wilayah Jawa Timur di kantor DP3AK Jawa Timur pada tanggal 30 September 2024.

Secara geografis, Jawa Timur menjadi provinsi  dengan jumlah pelaporan kasus KtP tertinggi kedua, dengan jumlah kasus kekerasan paling banyak dengan 1.555 kasus kekerasan (Data Simfoni PPA 2024). Serta bentuk kekerasan yang paling tinggi yang dialami korban yaitu kekerasan seksual (628 kasus), kekerasan fisik (546 kasus), kekerasan psikis(483 kasus), penelantaran(162 kasus). dan jumlah kasus berdasarkan tempat kejadian yang paling tinggi yaitu di rumah tangga dengan 1.055 kasus.  (Data realtime Simfoni PPA Wilayah Jawa Timur, data yang diiinpuit per tanggal 1 januari 2024). Hal ini harus menjadi perhatian khusus kita bersama untuk bisa mengawal penuh dalam langkah preventif dan kuratif terkait soal kekerasan terhadap perempuan dan Anak. 

Ibu Ida tri Wulandari (Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan) dan Ibu Sari ( Kepala Bidang Perlindungan Anak) serta seluruh jajaran jabatan struktural di DP3AK JATIM sangat menyambut baik dan terbuka kepada Kohati Badko Jatim, sekaligus memaparkan program kerja yang telah dilaksanakan serta peran DP3AK dalam hal pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan kependudukan dalam menanggulangi berbagai polemik kekerasan perempuan dan anak dan memberikan perspektif baru terkait kasus kekerasan, bahwasanya semakin meningkatnya kasus kekerasan kepada korban, bukan berarti Kerja dari DP3AK buruk, namun justru lewat program kerja yang telah dilaksanakan bisa memberikan mindset dan perilaku Korban untuk berani speak up dan tidak bungkam terhadap kasus kekerasan yang terjadi pada korban. 

Dalam audiensi dan diskusi, Ketua umum Kohati Badko, Erika Sinta Pradevi menjelaskan maksud dan tujuan audiensi ke DP3AK dalam rangka silaturahmi dan diskusi bersama dalam polemik kekerasan perempuan dan anak di wilayah Jawa Timur yang sangat marak terjadi serta harapannya bisa memperkuat lokus sinergitas antara DP3AK Jatim dengan Kohati Badko Jatim sehingga bisa di jadikan turunan kegiatan pemberdayaan/pengawalan kasus kekerasan ke Kohati Cabang setingkat bersama DP3AK Kab/Kota pada 19 Kohati Cabang di Jawa Timur. 

Melalui Bidang Perempuan dan Anak Kohati Badko Jatim, Ketua Bidang Alif Oktavina Nurjannah menyampaikan hasil riset dan kajian mengenai kasus kekerasan perempuan dan Anak yang tinggi di Jawa Timur, dengan hal ini mengusulkan beberapa point sebagai rekomendatif karena Kohati Sebagi organisasi Perempuan yang fokus terhadap pemberdayaan perempuan, dengan hal ini sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak, kami memberikan usul tindak lanjut berupa tindakan rekomendasi langkah preventif terhadap kasus kekerasan yang marak terjadi dengan “kampanye solidaritas” sebagai salah satu bentuk untuk mengajak masyarakat Jawa Timur memiliki mindset dan perilaku yang melindungi dan mengayomi perempuan dan anak serta berani berbicara atau Dare to Speak Up atas segala bentuk kekerasan yang dialami, diketahui, ataupun dilihat. Dengan alat peraga kampanye berupa sticker tempel yang informatif, yang ditempelkan di rumah warga, lingkungan pendidikan ( TK-SMA, perguruan tinggi, pesantren, atau non formal), Transpostasi umum, Tempat peribadatan, tempat wisata, dll. Sehingga tidak hanya menekankan pada ajakan untuk berani berbicara namun juga pada upaya pencegahan dan penanganannya sebagai 2 (dua) dimensi yang melingkupi kekerasan berbasis gender. 

Sekretaris Umum Kohati Badko Jatim, Faiatir Rifqoh, juga menambahkan bahwasanya kasus kekerasam juga marak terjadi di lingkungan pendidikan yang sangat tidak etis ketika ada oknum tenaga pendidik melecehkan seorang korban dengan siswanya sendiri, bahkan hal ini sering terjadi di sekolah pelosok, maka dari itu harus diperlukan upaya preventif yang harus dijadikan perhatian khusus melalui DP3AK Jatim dan juga DP3AK Kab/Kota dalam menangulangi polemik tersebut. 

Diakhir sesi audiensi,  melalui bidang Perempuan dan Anak mendapatkan berbagai macam catatan khusus dan penting sebagai landasan dan rekomendasi bagi Kohati Badko Jawa Timur dalam berperan aktif mengawal Perempuan dan Anak di Wilayah Jatim, dalam upaya mendorong Jawa Timur sebagai Wilayah  ramah Perempuan dan Anak.