Kemajuan Banyak, Petani Dan Rakyat Kecewa Gerakan Mahasiswa
Dikutip dari FB Naniek S. Deyang :
Petani/Rakyat Gembira, Konglomerat Merana, Lalu Muncul Isu Dwifungsi TNI !
Kemarin sore kebetulan saya bertemu dan berbuka puasa dengan kawan -kawan para aktivis Prodem. Mereka para senior yg hidup di tiga zaman yaitu Orba, orde reformasi, dan orde sekarang ( pasca reformasi).
Saat di zaman Orba , mereka anak -anak muda yang berada di garis oposisi dan biasa melawan rezim Pak Harto, hingga mereka sudah biasa keluar-masuk penjara. Perjuangan mereka jelas arahnya , yaitu melawan ketidakadilan ekonomi , konglomerasi , KKN , nepotisme, dan kebebasan bersuara.
Mereka kemarin tertawa ngakak saat berbicara yg sekarang pada demo , karena tujuan demo dari anak2 yg rata-rata lahir di tahun 2000-an itu, tidak jelas alias absurd.
Awalnya mereka demo soal efisiensi , ketika demo anti efisiensi ditertawakan banyak rakyat dan tidak mempan , mereka putar haluan menggunakan moment pembahasan RUU TNI untuk menjadi tema demo, selanjutnya dengan alasan bahwa dalam RUU TNI yg baru dan sudah disahkan DPR menjadi UU mengarah pada Dwifungsi TNI."Ha..ha ..anak -anak yg demo itu lahir di tahun 2000-an , mana ngerti mereka dengan Dwifungsi, palingan hanya KATANYA saja," celetuk kawan -kawan dari aktivis Prodem.
Gaya demo dengan cara merusak fasilitas publik , membar gedung pemerintahan ( DPRD) , vandalisme dan perusakan lain, adalah cara mewujudkan demokrasi dengan cara bar -bar yaitu tadi karena tidak jelas apa yang diperjuangkan mereka. Pokoknya yang penting merusak, dan membuat rusuh.
Berteriak revolusi -revolusi , mereka tidak sadar yang mereka gaungkan itu adalah bak menggarami air laut karena pemerintahan ini didukung 58 persen rakyat dan mungkin sekarang sudah 75 persen rakyat Indonesia, bahkan lebih. Itulah sebabnya masyarakat menyebut demo "mahasewa" saat ini, adalah demo mahasewa yg tidak bernalar. Ya namanya mahasewa mana ada nalarnya.
Sebetulnya benarkah mereka itu berjuang demi untuk tidak terjadinya Dwifungsi? Atau dipakai untuk kepentingan oligarki /konglomerat dan asing yang selama ini melakukan kartel pada perdagangan di Indonesia? Kok bisa ? Mari kita telaah sehingga anak -anak muda yng waras biar makin waras , dan yang gila biarkan saja mereka tetap gila sehingga berpotensi jadi pengangguran akut.
Begini ya...Indonesia itu sejak merdeka atau tepatnya sejak Orba sudah dikangkangi konglomerat dan asing, sistem kartel yang dibuat konglomerat itu luar biasa mencengkram perekonomian Indonesia , merekalah yang membentuk harga! Salah satu sarang kartel karena dikuasa konglomerat itu adalah lembaga yang bernama BULOG !
Mengapa Bulog? Bulog adalah perusahaan BUMN yang punya fungsi utama :
1. Pengadaan dan penyaluran bahan pokok seperti beras, jagung, gula , minyak goreng dll ke seluruh Indonesia.
2. Bulog juga mengatur stabilitas harga bahan pokok di pasar dengan cara mengatur ketersediaan dan distribusi barang.
3. Bulog juga berperan dalam pengelolaan cadangan pangan nasional termasuk penyimpanan , dan pendistribusian bahan pokok.
Dengan demikian Bulog menjadi lemaga "super body" dalam urusan pangan. Buloglah yg jadi penentu impor semua bahan makanan, jadi tak heran sejak Orba hingga sekarang konglomerat nomer 1 sampai 10 adalah adalah klien alias "penguasa Bulog" . Mereka pemain impor yang sudah seperti pemilik Bulog dan susah digeser oleh pemain lain. Mereka para Taipan iniah yang jadi pengatur harga pangan karena bisa berkong- kalikong dengan oknum petinggi Bulog.
Dari semua konglomerat di Indonesia basis bisnis mereka adalah di bidang pangan. Mengapa ? Dengan penduduk 280 juta binis bahan pokok atau pangan sangat menguntungkan ! Tidak seperti bisnis tambang yg berisiko, bisnis makanan/pangan kalau menjadi pemasuk dan distributor ke seluruh Indonesia itu sama dengan bisnis sambil tidur tapi bisa menghasilkan cuan besar.
Di zaman Orba jumlah Taipan "penguasa" Bulog ini tidak lebih 10 orang , dan Pak Harto masih bisa mengendalikan meski ada tiga komoditas yg kita kecolonyan sehingga kita tergantung pada impor, yaitu kedelai, jagung dan bawang putih. Namun di jaman reformasi makin banyak konglomerat yang jadi rekanan Bulog dan Bulog benar2 menjadi lembaga pengatur tata niaga pangan yang tidak berdaya, sehingga hanya menjadi alat stempel sebagai "pengendali pangan", dan akhirnya seluruh tata niaga pangan kita demikian liberal. Hampir semua bahan makanan diimpor mulai dari beras, jagung, kedelai, bawang putih, gula, sampai singkong! Termasuk buah dan sayur banyak yang diimpor.
Di era reformasi "hak" Bulog mengatur tata niaga bahan makanan benar -benar diberikan ke para Taipan. Merekalah yg mengatur lalu lintas impor -ekspor. Lihat saja dulu di zaman Orba masih ada Dolog ( perwakilan Bulog di daerah) setelah masa reformasi hingga rezim sebelum Pak Prabowo, ternyata tidak ada Dolog lagi! Para taipan bebas menentukan harga lewat kong kalikong dengan oknum Bulog, akibatnya harga komoditas petani benar -benar hancur dalam berapa puluh tahun terakhir. Harga gabah petani hampir tidak pernah menyentuh angka Rp 5000 /Kg ! Harga jagung tidak pernah melewati anggka 3000/Kg , harga gula putih milik petani yg digiling PT PN selalu jatuh!
Konglomerat lebih memilih impor di saat petani panen, parahal yg diimpor itu adalah komoditas yg dari negaranya sana memang di-dumping untuk menghancurkan komoditas petani Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir jutaan petani kita jatu miskin karena karena harga komoditas jatuh, sehingga petani tidak bisa membiayai ongkos produksi yang makin tahun makin mahal. Tidak heran dalam catatan BPS kemiskinan kemiskinan tertinggi di sektor pertanian, sampai 40 persen!
Pak Prabowo sudah mengetahui permaian Kartel yg diciptakan para konglomerat dengan oknum Bulog, maka cita -cita beliau bila menjadi presiden adalah "membersihkan" oknum Bulog sekaligus konglomerat yg menguasai Bulog. Semua aktivitas pembelian komoditas petani akan dilakukan Bulog langsung dengan menggunakan dana APBN, sehingga ketergantungan pada konglomerat untuk membeli komoditas petani akan dikikis.
Sebelum dilantik, tapi sudah terpilih presiden, tadinya Pak Prabowo memilih Kepala Bulog dari sipil yaitu Dirut ASABRI. Pak Prabowo minta Pak Jokowi untuk melantik Kabulog baru agar saat dia dilantik program "pembersihan" oknum nakal Bulog sudah mulai dilakukan, dan juga mulai bisa mengikis dominasi para konglomerat di sektor pangan yg selama ini menjadi rekanan Bulog.
Nah setelah dilantik Pak Prabowo langsung gas pol ingin memperbaiki nasib pertani dengan menaikkan harga komoditas petani , dimana harga gabah dipatok Rp 6.500 / Kg dan jagung 4500/Kg. Mendangar gebrakan Pak Prabowo para petani pun seperti bangkit dari "koma"nya bergembira ria. Sayang gayung tidak bersambut, penguman Pak Prabowi seperti angin lalu , Bulog tidak segera membeli gabah petani, dan tengkulak tetap menekan harga ke petani . Tak pelak Prabowo pun geram , Kabulog yang dilantik belum genap 3 bulan, Wahyu Suparyono ( mantan Dirut ASABRI) diganti tentara aktif dari Kopassus , yaitu Mayjen Novi Helmy Prasetya, pada tanggal 7 Fenruari.
Mujarab! Begitu Bulog dipegang mantan Asisten Teritorial Panglima dan Juga Mantan Komandan
Jenderal TNI ini, beras petani mulai besar -besaran dibeli Bulog dengan harga Rp 6500. Kok bisa , sebagai mantan Asisten Teritorial Mayjen Novi paham bagaimana mengendalikan suatu wilah, maka ia kerahkan anggota Koramil dan Baninsa untuk mengawasi harga gabah petani, supaya tidak ada yg memainkan harga gabah petani di bawah 6500/Kg .
Tak hanya itu , petani pun sekarang berbondong-bondong menjual ke Bulog dengan harga 6500/Kg , dan Bulog pun sampai kewalahan. Bahkan Minggu lalu saya bertemu Menteri Pertanian , Amran Sulaiman , Bulog bisa menyerap gabah sehari rata-rata 25.000 -26.000 ton.
Dengan keberhasilan Bulog menyerap gabah petani, bukan saja membuat petani bangkit dari keterpurukan, tetapi juga bergembira ria dan memiliki harapan bisa hidup sejahtera. Di satu sisi konglomerat penguasa bisnis pangan dan pembuat kartel tata niaga pangan pun kini dibuat Kabulog dari tentara aktif ini menjadi merana.
Sementara itu negara2 penikmat duit kita dari impor komoditas pangan kini juga sdh mulai khawatir, karena tahun 2025 Indonesia Insyallah tidak akan impor beras lagi!! Bahkan secara bertahap Indonesia akan swasembada pangan tidak teegantung impor.
Gebrakan Jenderal aktif yg menjadi Kabulog ini tak hanya membuat gerah mafia pangan, tapi juga oknum2 kotor di Bulog pun mulai dibuat tidak berkutik. Lalu apa yg terjadi? dimunculkanlah isu dwifungsi TNI!! Tentara harus kembali ke barak! Lha kalau tentara aktif bisa menolong rakyat bila bekerja di tempat sipil, apa masalahnya??
Jangan lupa putaran duit di sektor pangan itu ratusan triliun/tahun. Nah duit besar yang mulai diobrak -abrik TNI aktif ini yg membuat konglmerat pemegang kartel pangan berniat terus akan membiayai demo.
Saya memang mendengar , mafia minyak, mafia pangan , asing mereka kumpul di Malaysia untuk menjatuhlan presiden Prabowo , melalui IHSG yg ambrol, kemudian nanti menyerang Rupiah dan juga membiayai demo dengan berbagai isu ( sekarang isu yg didemo UU TNI yg baru).
Posting Komentar